Moralitas dan Rasa Hormat

Pdt. Dr. Paul Gunadi

"Artikel ini membahas pentingnya kehidupan moral yang baik dalam menumbuhkan rasa hormat dan menyelesaikan persoalan dalam keluarga, termasuk hubungan antarpasangan maupun anak kepada orang tua. "

Moralitas dan Rasa Hormat

Virginia Satir, seorang ahli terapi keluarga, mengatakan bahwa suami istri adalah inti keluarga. Hubungan suami istri sangat memengaruhi kondisi keluarga secara keseluruhan. Salah satu aspek dalam kehidupan suami istri adalah kehidupan moral. Contohnya, keberhasilan orang tua untuk mendisiplin anak sangat berkaitan dengan bagaimana standar dan contoh perilaku orang tua sehari-hari. Anak cenderung patuh apabila mereka menghormati kehidupan moral orang tuanya. Sebaliknya, wibawa orang tua mudah merosot bila anak tidak lagi menghormati kehidupan moral orang tuanya. 

Hal yang sama juga berlaku dalam hubungan suami istri. Kehidupan moral yang baik menumbuhkan penghormatan dan kepercayaan pada diri pasangan. Penghormatan dan kepercayaan akan menyederhanakan dan menyelesaikan persoalan. Itu sebabnya, kehidupan moral merupakan hal yang penting dalam kehidupan suami istri. 

Kehidupan moral terdiri dari dua unsur, yaitu standar moral dan perilaku moral. Standar moral adalah acuan dalam menilai benar atau salah, baik atau buruk. sedangkan perilaku moral merupakan sikap dan tindakan yang diambil. Standar Moral dan perilaku moral harus selaras atau disebut berintegritas. Orang yang mengaku kristen memukuli istrinya bila marah, bukan orang yang berintegritas. Hal yang sama bisa ditujukan kepada seorang istri yang mengaku respek terhadap suaminya, tetapi sering melontarkan kata-kata yang menghina. Integritas adalah kesesuaian antara apa yang dipikirkan, yang diucapkan, dan yang dilakukan.

Hampir semua orang dapat mengatakan apa yang baik dan buruk, tetapi tidak semua menghidupinya. Mungkin suami menolak "khotbah" istrinya karena tidak melihat integritas pada istrinya. Mungkin suami berdalih, "Engkau sendiri melakukan hal yang sama!" atau, kadang istri sukar menerima keputusan suaminya, sebab ia tahu bahwa keputusan itu juga akan dilanggar oleh suaminya.

Orang bisa memiliki integritas, tetapi untuk standar moral yang rendah dan yang mudah untuk dicapai. Mungkin, orang yang berkata, "Saya tidak suka berpura-pura! Kalau saya main perempuan, saya pasti memberitahukan istri saya. Terserah dia mau terima atau tidak!" Standar dan perilaku moral yang rendah, betapapun menunjukkan integritas, tetap berdampak negatif terhadap pernikahan dan tidak akan membuahkan hormat dalam diri pasangan.

Bila kita menginginkan kualitas pernikahan lebih baik, kita harus memelihara integritas dan menumbuhkan standar moral yang tinggi. Firman Tuhan memacu kita untuk memiliki standar yang tinggi, sebagaimana dalam Filipi 4:8, "Jadi akhirnya, saudara-saudara, semua yang benar, semua yang mulia, semua yang adil, semua yang suci, semua yang manis, semua yang sedap didengar, semua yang disebut kebajikan dan patut dipuji, pikirkanlah semuanya itu."

Istri saya hidup di luar negeri. Sejak kecil, sampai kami menikah dan menetap di Amerika Serikat. Namun, 9 tahun yang lalu, ia harus meninggalkan keluarga dan kehidupannya di sana untuk ke Indonesia. Sebuah keputusan yang tidak mudah diambil. Ia melakukannya dengan suatu keyakinan bahwa itulah yang Tuhan tuntut darinya. Dengan setia, ia mendampingi saya di sini. Setiap hari, saya melihatnya membaca Alkitab dan bersaat teduh dengan Tuhan. Ia jugalah yang memastikan anak-anak kami untuk membaca Alkitab setiap hari dan memantau kehidupan rohani mereka. Apa yang muncul dalam hati saya menyaksikan semua ini? Respek!

Apakah kami tidak lagi berselisih setelah itu? Jawabannya masih. Kadang perselisihan kecil, kadang besar. Namun, rasa hormat yang ada pada kami menjadi penawar dan pemadam berkembangnya masalah. Hormat tidak dicari, tetapi bertumbuh bersama dengan kehidupan moral yang "mulia dan patut dipuji".

Diambil dari:
Nama situs: TELAGA
Alamat artikel: https://www.telaga.org/artikel/moralitas_dan_rasa_hormat
Sumber: Eunike
Penulis: Pdt. Dr. Paul Gunadi
 

Artikel ini membahas tentang pentingnya moralitas dalam membangun rasa hormat dalam hubungan suami istri. Penulis menekankan bahwa hubungan suami istri yang kuat dilandasi oleh kehidupan moral yang baik dari kedua belah pihak.

Kehidupan moral sendiri terdiri dari dua unsur, yaitu standar moral (keyakinan tentang baik dan buruk) dan perilaku moral (tindakan nyata). Keselarasan antara keduanya disebut integritas, yang sangat penting dalam membangun rasa hormat.

Penulis mencontohkan bagaimana istrinya menunjukkan integritas melalui tindakannya yang sesuai dengan nilai-nilai iman mereka, sehingga menumbuhkan rasa hormat dalam dirinya.

Kesimpulannya, rasa hormat dalam pernikahan tidak datang begitu saja, melainkan bertumbuh dari komitmen untuk hidup sesuai standar moral yang tinggi, seperti yang diajarkan dalam Filipi 4:8.

Deskripsi

"Artikel ini membahas mengenai pentingnya kehidupan moral yang baik dalam keluarga. Penulis menekankan bahwa kehidupan moral yang baik merupakan hasil dari sikap yang selaras dengan standar moral yang sesuai dengan firman Tuhan. Penulis juga memberikan contoh bagaimana kehidupan moral yang baik menumbuhkan rasa hormat dan bagaimana rasa hormat dapat menyederhanakan persoalan, meredam perselisihan, dan membuat anak lebih patuh pada nasihat orang tua. "

Kategori

  1. Keluarga

Family Chatbot

Online