Ringkasan Isi
Audio ini membahas tentang konsep kasih dalam pernikahan Kristiani dengan menekankan bahwa kasih adalah fondasi utama yang membangun dan memelihara kesatuan dalam hubungan suami istri. Kesatuan dalam pernikahan memiliki berbagai elemen, salah satunya adalah komunikasi, yang berfungsi sebagai alat untuk menjaga hubungan tetap harmonis. Kemudian ada kecocokan, yang menjadi bukti adanya kesatuan, dan kasih itu sendiri yang menjadi kekuatan pendorong dari kesatuan tersebut.
Dalam pernikahan Kristiani, kasih dijelaskan sebagai sesuatu yang tidak bisa didefinisikan secara sederhana. Bahkan, dalam Alkitab, kasih tidak langsung didefinisikan, tetapi dalam 1 Korintus 13, Rasul Paulus memberikan gambaran tentang sifat-sifat kasih. Di antaranya, kasih itu panjang sabar, murah hati, rendah hati, dan tidak mementingkan diri sendiri. Kasih juga tidak bersuka cita karena kegagalan orang yang dikasihi, tetapi selalu menutupi segala kesalahan dan mendukung dengan penuh iman.
Kasih yang ideal dalam pernikahan Kristiani bukanlah kasih yang didasari pamrih atau syarat tertentu. Kasih ini harus bersifat tanpa pamrih, tak terputus, dan berasal dari kasih Allah sendiri yang bersifat supernatural. Manusia tidak akan mampu mengasihi sepenuhnya dengan cara ini tanpa campur tangan Tuhan, karena kasih Allah yang sempurna inilah yang bekerja melalui kita, sehingga kita bisa mengasihi pasangan kita secara tulus.
Pembahasan juga menyentuh tentang perceraian, terutama dalam kasus pernikahan campuran, di mana satu pihak belum percaya. Paulus menyatakan bahwa jika pihak yang tidak percaya memilih berpisah, maka pihak yang percaya tidak terikat lagi, tetapi jika mereka ingin tetap bersama, maka mereka harus hidup dalam damai. Dengan demikian, kasih Kristiani menuntun kita untuk selalu melihat kepada kesejahteraan pasangan dan anak-anak, menjaga hubungan dalam pernikahan yang ideal sesuai kehendak Tuhan.