Ringkasan Isi
Penulis membagikan pengalaman pribadinya setelah 16 tahun menikah, menekankan pentingnya ketekunan dan usaha dalam menjaga hubungan. Meskipun pernah mengalami masa sulit, penulis dan istri memilih untuk terus berjalan bersama, memperbaiki kesalahan, dan saling memahami. Hal ini berbuah manis dengan semakin kuatnya ikatan cinta dan rasa saling membutuhkan. Penulis mengibaratkan pernikahan seperti gelas yang harus terus dipegang agar tidak jatuh. Perasaan, kebutuhan, pengertian, dan komunikasi yang baik adalah elemen penting dalam menjaga keutuhan pernikahan. Perbedaan cinta di masa pacaran dan usia paruh baya terletak pada transformasi dari ketertarikan fisik menjadi rasa sayang dan saling menghargai. Artikel ini menekankan bahwa perjalanan pernikahan yang dijalani dengan kebenaran akan berujung pada kebahagiaan dan keindahan.Artikel ini membahas tentang cinta dan pernikahan dalam konteks usia paruh baya