Media dan Keluarga 3

Ev. Sindunata Kurniawan M.K.

Televisi telah menjadi “the other parent” (orang tua lain). Televisi memiliki kekuatan membentuk realita, merancang apa yang menjadi harapan, mengarahkan perilaku, membentuk citra diri dan mendikte tentang kepentingan, pilihan serta nilai-nilai. Banyak hal yang bisa membuktikan bahwa ada kaitan antara tayangan media dengan pola perilaku manusia. Media ternyata tidak bersifat netral. Tayangan mana yang aman ditonton anak? Apa saja pengaruh buruk media televise bagi keluarga? Apa kiat-kiat untuk mengatasi pengaruh buruk media tersebut?

Artikel ini membahas tentang pengaruh negatif media, terutama televisi, bagi anak-anak dan keluarga.

Media televisi memiliki kekuatan yang besar dalam membentuk kognisi, perilaku, dan nilai-nilai seseorang, terutama anak-anak yang masih mudah terpengaruh.

Paparan televisi yang berlebihan dapat berdampak negatif, seperti gangguan perkembangan otak, konsumerisme, penurunan semangat belajar, obesitas, perilaku antisosial, dan cepat matang secara seksual. Bagi keluarga, televisi dapat memicu konsumerisme, pasifitas, ketergantungan, dan keretakan hubungan antar anggota keluarga.

Untuk mengatasi dampak negatif media, penulis menyarankan beberapa kiat, antara lain:

  • membatasi waktu menonton televisi,
  • selektif memilih tayangan,
  • melakukan puasa media,
  • meningkatkan interaksi keluarga,
  • mencari pertolongan profesional jika diperlukan,
  • dan mendidik anak tentang penggunaan media yang bijak.

Penulis juga menekankan pentingnya peran orangtua dan gereja dalam mendampingi anak-anak menghadapi pengaruh negatif media. Beberapa solusi yang ditawarkan antara lain:

  • sekolah jemaat,
  • layanan penitipan anak,
  • kegiatan edukatif,
  • pendidikan media,
  • dan klub internet Kristen.

Family Chatbot

Online