Ringkasan Isi
Artikel ini membahas tentang kepemimpinan dalam keluarga yang dianugerahkan kepada laki-laki. Untuk menjadi pemimpin yang baik, laki-laki perlu menyadari kelemahan-kelemahannya, seperti keangkuhan, kesulitan mengungkapkan perasaan, pragmatisme, dan kesulitan mengembangkan minat rohani.
Beberapa kelemahan ini dapat berdampak negatif pada hubungan suami istri, seperti kesulitan keintiman, ketergantungan pada seks sebagai pelampiasan emosi, dan konflik akibat kesulitan memahami perasaan istri.
Untuk menjadi kepala keluarga yang baik, laki-laki perlu melayani, bukan memerintah. Laki-laki perlu melengkapi istri, meminta pertolongan istri, dan melakukan kehendak Tuhan. Kepemimpinan yang baik diteladankan, bukan dipaksakan.