Ringkasan Isi
Artikel ini membahas tentang disintegrasi keluarga yang menjadi akar dari berbagai masalah sosial, seperti tawuran, narkoba, dan seks bebas. Disintegrasi keluarga didefinisikan sebagai retaknya hubungan suami istri dan memburuknya relasi orangtua-anak.
Gangguan pada hubungan suami istri akan mengurangi kemampuan mereka memenuhi kebutuhan emosional anak, seperti kasih sayang, disiplin, dan pengertian. Kesibukan orangtua juga berdampak negatif karena membatasi waktu kebersamaan.
Anak yang kurang perhatian dan kasih sayang diibaratkan seperti "busa kering" yang mudah goyah, tidak percaya diri, dan kehilangan arah. Sementara itu, anak yang terpapar konflik orangtua diibaratkan seperti "busa berminyak" yang penuh amarah, kepahitan, dan kesedihan.
Generasi mendatang yang berasal dari keluarga bermasalah cenderung memiliki kontrol diri yang lemah, materialistis, mementingkan kepuasan diri, sinis terhadap nilai-nilai rohani, dan kesulitan dalam membangun keluarga yang sehat.
Solusi yang ditawarkan adalah terapi keluarga dan peningkatan kualitas kehidupan berkeluarga. Pencegahan sejak dini melalui pemulihan keluarga jauh lebih baik daripada mengatasi masalah-masalah sosial yang muncul di kemudian hari.