Ringkasan Isi
Artikel ini membahas tentang hubungan antara kebahagiaan keluarga dan sikap murah hati. Penulis berpendapat bahwa keluarga yang bahagia adalah keluarga yang murah hati, di mana anggotanya tidak bersikap kikir terhadap satu sama lain.
Sikap murah hati ini dicontohkan melalui kisah janda miskin dalam Markus 12:41-44. Ada tiga pelajaran yang bisa dipetik:
- Janda tersebut memberi dengan sukarela, menunjukkan ia mendengarkan suara hatinya;
- Ia memberi dari kekurangannya, menunjukkan fokusnya pada Tuhan dan bukan dirinya sendiri;
- Ia memberi seluruh nafkahnya, menunjukkan imannya pada pemeliharaan Tuhan.
Sikap murah hati ini bersumber dari tiga hal: lebih banyak menggunakan hati, lebih banyak iman, dan lebih sedikit mementingkan ego. Dalam konteks pernikahan, penerapannya adalah:
- Berbuat sesuatu berdasarkan suara hati untuk membahagiakan pasangan;
- Mengurangi ego dan fokus pada kebutuhan pasangan;
- Meningkatkan iman kepada Tuhan sehingga mengurangi stres dan kekhawatiran.
Kesimpulannya, kemurahan hati adalah resep penting dalam membangun keluarga yang bahagia.