Renungan Keluarga Kristen Beribadah Setia di Hadapan Tuhan

Samuel T. Gunawan, M.Th (diambil dari bahan artikel SABDA)

Renungan ini mengajak keluarga Kristen untuk meneladani komitmen Yosua dalam beribadah setia kepada Tuhan, serta membangun kebiasaan ibadah keluarga yang tulus, penuh ketekunan, dan takut akan Tuhan.

Pembacaan Alkitab: Yosua 24:14-15

"Namun, aku dan seisi rumahku, kami akan beribadah kepada TUHAN." (Yosua 24:15, AYT)

 

Pendahuluan

Dalam ayat ini, Yosua menantang bangsa Israel untuk memilih siapa yang akan mereka layani. Setelah memberikan tantangan ini, Yosua membuat pernyataan tegas bahwa keluarganya akan tetap beribadah kepada Tuhan. Ini adalah contoh teladan bagi kita tentang bagaimana keluarga Kristen harus mengambil sikap komitmen dalam beribadah.

 

Ibadah keluarga dimulai dengan rasa takut akan Tuhan, yaitu rasa hormat, kagum, dan kasih kepada Tuhan yang menghasilkan ketaatan. Sebagai keluarga, kita perlu memiliki rasa takut akan Tuhan dalam setiap aspek kehidupan. Ketika orang tua, terutama ayah, menghormati Tuhan, anak-anak akan belajar dari teladan itu. Bagaimana kita, sebagai keluarga, menghidupi rasa takut akan Tuhan di rumah?

 

Ibadah yang benar harus dilakukan dengan tulus dan ikhlas. Yosua mengajak bangsa Israel untuk beribadah kepada Tuhan bukan karena kewajiban, tetapi karena kasih kepada-Nya. Sebagai keluarga, ibadah bukanlah rutinitas atau formalitas belaka, melainkan wujud dari hati yang penuh syukur dan cinta kepada Tuhan.

 

Kesetiaan dalam ibadah juga sangat penting. Ibadah yang setia berarti berkomitmen melakukannya dengan konsisten dan menjadikannya bagian dari gaya hidup sehari-hari. Ini membutuhkan disiplin dan ketekunan, tetapi akan membawa berkat yang luar biasa bagi keluarga.

 

Peran ayah sebagai pemimpin rohani dalam keluarga juga ditekankan dalam renungan ini. Yosua sebagai kepala keluarga memimpin keluarganya dalam ibadah kepada Tuhan. Peran ini penting dalam memimpin seluruh keluarga untuk mengenal Tuhan lebih dalam, bertumbuh dalam iman, dan setia melayani-Nya.

 

Sebagai keluarga Kristen, komitmen untuk beribadah kepada Tuhan tidak hanya menjadi keputusan pribadi, tetapi keputusan bersama yang perlu dihidupi oleh setiap anggota keluarga. Dunia ini penuh dengan godaan, tetapi melalui ibadah yang tulus, setia, dan penuh rasa takut akan Tuhan, keluarga kita akan menjadi kuat secara rohani dan siap menghadapi tantangan kehidupan.

 

Aplikasi:

Buatlah waktu khusus untuk beribadah bersama sebagai keluarga, mulai dengan doa dan membaca firman Tuhan. Diskusikan bagaimana setiap anggota keluarga dapat beribadah kepada Tuhan dengan tulus dan setia. Bagi para ayah, ambillah peran sebagai pemimpin rohani dan pimpinlah keluarga Anda dalam perjalanan iman yang semakin dekat dengan Tuhan.

 

Doa Penutup

"Tuhan, kami bersyukur atas keluarga yang Engkau percayakan kepada kami. Bantu kami untuk setia beribadah kepada-Mu dengan hati yang tulus dan takut akan Engkau. Biarlah setiap anggota keluarga kami bertumbuh dalam iman, saling mendukung, dan hidup dalam kebenaran-Mu. Pimpinlah kami agar kami selalu mengutamakan Engkau dalam setiap langkah hidup kami. Amin."

 

Artikel ini membahas tentang pentingnya ibadah dalam keluarga Kristen, yang disebut "mezbah keluarga".

Penulis menekankan bahwa ibadah sejati harus didasari rasa takut akan Tuhan, ketulusan hati, kesetiaan, dan dipimpin oleh ayah sebagai kepala keluarga.

Mezbah keluarga

Mezbah keluarga, yang berbeda dengan kebaktian keluarga yang diselenggarakan gereja, adalah waktu khusus rutin yang disediakan keluarga untuk bersekutu dengan Tuhan dan sesama anggota keluarga. Kegiatannya meliputi membaca Alkitab, renungan singkat, memuji Tuhan, dan berdoa bersama.

Panduan praktis

Penulis memberikan panduan praktis dalam memulai mezbah keluarga, seperti menyediakan waktu khusus setiap hari, menggunakan buku renungan harian, membaca Alkitab secara bergantian, dan melibatkan semua anggota keluarga dalam doa.

Manfaat mezbah keluarga

Melalui mezbah keluarga, keluarga dapat bertumbuh dalam iman, membangun keintiman dengan Tuhan, dan mempererat hubungan antar anggota keluarga. Penulis mengajak setiap keluarga Kristen untuk segera membangun mezbah keluarga dan berkomitmen untuk beribadah kepada Tuhan seperti teladan Yosua.

Deskripsi

Dalam renungan ini, kita diajak merenungkan pentingnya ibadah keluarga sebagai bentuk komitmen kita kepada Tuhan. Mengambil teladan dari Yosua, yang dengan tegas memilih untuk beribadah kepada Tuhan bersama keluarganya, renungan ini menekankan empat kebenaran utama: ibadah yang didasarkan pada takut akan Tuhan, tulus ikhlas, kesetiaan dalam komitmen, dan peran penting ayah sebagai pemimpin rohani. Di tengah dunia yang penuh godaan, keluarga Kristen perlu memperkuat hubungan dengan Tuhan melalui ibadah yang teratur dan setia.

Keywords