KEYAKINAN ILAHI
Saat berbincang dengan seorang teman yang baru saja mengetahui bahwa kanker yang diidapnya kambuh lagi, saya mengomentari sikap optimisnya yang luar biasa. Ia menanggapi dengan berkata bahwa Tuhan selalu memberikan kepada umat-Nya kekuatan dari dalam yang mereka butuhkan untuk menghadapi setiap pencobaan. Teman saya menyamakan apa yang Tuhan lakukan dalam hidupnya dengan pemilik mobil yang memeriksa apakah tekanan udara dalam bannya cukup sehingga dapat mengangkut beban berat dan meluncur dengan aman meski terjadi goncangan kuat di jalan raya. Ia berharap Tuhan selalu memberi dengan tepat apa yang ia butuhkan untuk menghadapi setiap ujian sampai Dia membawanya pulang ke surga dengan selamat.
Kepastian yang menakjubkan ini dinikmati oleh orang percaya yang hidup dalam ketaatan kepada Tuhan. Dalam Mazmur 41 Daud berkata bahwa orang yang "memperhatikan orang lemah" akan diberkati dengan kesadaran akan kehadiran Tuhan ketika ia sakit (ayat 1-4). Pada ayat 13, Daud mengacu pada ketulusan hatinya saat berbicara tentang penantiannya yang penuh keyakinan akan berkat Allah di masa mendatang. Namun, apakah ia berkata bahwa kebaikan dan ketulusan hatinyalah yang menyebabkan ia diperkenan Allah? Tidak. Daud melihat dirinya sebagai seorang pendosa yang membutuhkan karunia pengampunan Allah (ayat 5). Namun, kesadarannya akan kehadiran Allah saat ini dan keyakinannya akan masa depan, sangat erat terkait dengan ketaatannya kepada Tuhan.
Perilaku saleh tidak menyebabkan kita memperoleh anugerah Allah, tetapi memungkinkan kita mencicipi surga terlebih dahulu di sini dan saat ini [HVL]
The strength to do what's right and true
God gives when we obey,
Providing faith for future trials
Because He knows the way. -- DJD