DIPUASKAN
Pada suatu pagi yang redup dan diliputi oleh hujan, saya duduk di ruang belajar dan memandang ke luar jendela. Saya melihat seekor burung murai gemuk sedang menarik tiga ekor cacing dari rerumputan, menelannya dan kemudian terbang ke atas kabel telepon. Berjarak hanya tiga meter dari saya, burung itu mulai menyanyi. Selama setengah jam saya duduk dan menikmati cara murai itu membawakan lagu "Pujilah Tuhan!"
Murai itu tidak mengeluhkan soal warna atau ukuran cacing, ia puas dengan apa yang sudah ditemukannya. Ia sungguh puas. Ia sangat senang dengan apa yang sudah disediakan Bapa surgawi baginya.
Seorang gadis muda yang ayahnya tergolong tukang mengeluh, berkata kepada ibunya, "Saya tahu kesukaan setiap orang di rumah ini. Johnny suka hamburger, Janie suka es krim, Willie suka pisang dan ibu suka ayam." Ayahnya yang merasa jengkel karena belum dilibatkan dalam daftarnya bertanya, "Bagaimana dengan ayah? Apa yang ayah sukai?" Gadis lugu itu pun menjawab, "Ayah suka semua yang tidak kita miliki."
Rasul Paulus mengungkapkan, "Aku telah belajar mencukupkan diri dalam segala keadaan" (Filipi 4:11). Kita juga membaca dalam Ibrani 13:5, "Cukupkanlah dirimu dengan apa yang ada padamu. Karena Allah telah berfirman: 'Aku sekali-kali tidak akan membiarkan engkau dan Aku sekali-kali tidak akan meninggalkan engkau.'" Perkataan ini cukup untuk memuaskan siapa pun [MRD]
I would be quiet, Lord, and rest content,
By grace I would not pine, nor would I fret;
With You to guide and care, my joy be this:
Not one small need of mine You forget! -- HGB