LEBIH BAIK MATI DARIPADA BERDUSTA

Senin, 21-Oktober-2024

Jika kita berkata, bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri

- 1Yohanes 1:8 -

Diberkatilah anak-anak yang diajar untuk berkata benar. Seorang dewasa yang merasa bersyukur berkata, "Sekarang ini, sebagai hasil didikan masa kecil, saya lebih baik mati daripada berdusta."

Jujur terhadap orang lain memang penting, tetapi ada hal lain yang sama pentingnya, yakni jujur terhadap diri sendiri. Kebanyakan dari kita mudah melihat kesalahan orang lain, tetapi bersikeras tidak mau mengakui kondisi yang sebenarnya tentang diri sendiri.

Pendeta dan penulis Bob Smith mencatat beberapa cara kita menipu diri sendiri: "Jika orang lain, itu adalah berprasangka; jika saya, itu adalah pendirian. Jika orang lain, itu adalah menyombongkan diri; jika saya, itu adalah menghargai diri. Jika orang menghabiskan waktu untuk penampilan, itu adalah pemujaan diri; jika saya, itu adalah cara untuk menampilkan ciptaan Allah sebaik mungkin. Jika kamu, itu berarti mudah tersinggung, jika saya, itu berarti peka. Jika kamu, itu berarti mudah kuatir, jika saya, itu berarti prihatin."

Rasul Yohanes mengajarkan bahwa jika kita berkata satu hal tetapi melakukan hal yang lain, kita berdusta (ayat 6), menipu diri sendiri (ayat 8), bahkan membuat Allah menjadi pendusta (ayat 10). Setelah mendiagnosa ketidakjujuran kita sebagai dosa, Yohanes memberikan resep obatnya pada ayat 9, yakni pengakuan, atau mengatakan yang sebenarnya.

Jika kita mengakui ketidakjujuran kita kepada Allah, kita diampuni dan disucikan. Hasil mulia dari penyucian itu adalah kemerdekaan untuk berjalan dalam terang (ayat 7). Seperti yang selalu terjadi, kejujuran ada hasilnya! JEY


All falsehood we would cast aside,
From You, O Lord, we cannot hide;
Lord, by Your Spirit grant that we
In word and deed may honest be. -- DJD

Family Chatbot

Online