BERKAT SETIAP HARI
Seorang utusan Injil bernama Benjamin Weir disandera di Libanon dan dipenjara dalam keadaan yang menyedihkan selama 16 bulan. Dalam wawancaranya yang pertama setelah pembebasannya, seorang wartawan bertanya bagaimana ia dapat menghabiskan waktu serta mengatasi kebosanan dan keputusasaan yang harus ia hadapi. Jawaban yang diberikannya sungguh mengejutkan para wartawan. Ia hanya berkata, "Menghitung berkat-berkatku."
"Berkat?" tanya mereka.
"Ya," jelasnya. "Berterima kasih atas hari-hari ketika saya bisa mandi. Atau ketika saya bisa menikmati sayur-sayuran. Saya juga selalu berterima kasih atas cinta kasih dalam keluarga saya."
Kita dapat mengerti mengapa para wartawan itu terkejut mendengar jawaban yang diberikan oleh Benjamin. Sangat sulit bagi kebanyakan dari kita untuk selalu berterima kasih atas berkat sehari-hari yang membuat hidup menjadi enak dan menyenangkan -- melimpahnya kebutuhan sehari-hari, tersedianya makanan dan tempat perlindungan, atau kebersamaan dengan teman-teman dan seluruh keluarga. Pada saat-saat tertentu kita bahkan lupa akan kemurahan hati Allah yang menakjubkan lewat anugerah penebusan-Nya.
Paulus dan Silas, meskipun dipukuli, dimasukkan ke dalam penjara, dan dipasung, masih dapat "menyanyikan pujian-pujian kepada Allah" (Kisah 16:25).
Mari kita belajar dari mereka, dan dari Benjamin Weir, untuk menghitung berkat-berkat kita apapun yang sedang kita hadapi. Kita memiliki banyak alasan untuk bersukacita [VCG]
Are you ever burdened with a load of care?
Does the cross seem heavy you are called to bear?
Count your many blessings, every doubt will fly,
And you will be singing as the days go by. -- Oatman