Home & House

Jafar Thamrin

Keluarga yang menjadikan Yesus Kristus sebagai pondasi dalam di rumah tangga, maka di situ ada perasaan sukacita, ada damai, ada kasih, dan ada ketentraman sehingga rumah itu disebut Home, karena di dalamnya ada perasaan yang membuat orang ingin tinggal di dalamnya.

Artikel "Home & House" membahas perbedaan makna antara "rumah" secara fisik (house) dan "rumah" secara emosional (home). Penulis, Jafar Thamrin, mengaitkan perbedaan ini dengan keluarga, komunitas, dan gereja.

"House" hanya sekadar bangunan fisik, sedangkan "home" adalah tempat yang dipenuhi kasih, damai, dan sukacita. Keluarga yang menjadikan Kristus sebagai pondasi akan menjadi "home" yang dirindukan. Sebaliknya, keluarga yang hanya mementingkan fisik ("house") akan mengalami kekacauan.

Gereja juga seharusnya menjadi "home", bukan sekadar "house". Jemaat dan pengerja seharusnya terikat dan saling mendukung, bukan hanya datang dan pergi tanpa interaksi. Gereja yang menjadi "home" akan bertumbuh dan membawa berkat bagi sesamanya.

Artikel ini mengajak pembaca untuk menjadikan keluarga, komunitas, dan gereja sebagai "home" yang dipenuhi kasih dan kehangatan, bukan hanya sekadar "house" yang dingin dan kosong.

Family Chatbot

Online