Ringkasan Isi
Materi ini membahas tentang perbedaan antara intelijen dan personality, serta bagaimana keduanya berperan dalam membentuk diri seseorang dan dapat diterapkan dalam pelayanan dan pengasuhan.
Intelejen, menurut Howard Gardner, adalah kemampuan menyelesaikan masalah atau menciptakan produk yang bermanfaat bagi masyarakat. Intelejen memiliki beragam bidang, seperti kinestetik, interpersonal, linguistik, logis-matematis, naturalis, intrapersonal, visual-spasial, dan musikal. Keberhasilan seseorang dalam bidang intelijen tertentu dipengaruhi oleh bakat dan lingkungan yang mendukung.
Sementara itu, personality adalah bagaimana seseorang bereaksi terhadap lingkungannya, yang dipengaruhi oleh zat kimia dalam tubuh seperti dopamin, serotonin, testosteron, dan estrogen. Helen Fisher membagi personality menjadi empat tipe: Explorer (dopamin), Builder (serotonin), Director (testosteron), dan Negotiator (estrogen).
Penting untuk dipahami bahwa intelijen dan personality bukanlah pengkotak-kotakan. Keduanya harus digunakan untuk memahami dan mengembangkan potensi diri serta orang lain, terutama dalam konteks pelayanan dan pengasuhan.
Salah satu cara mengintegrasikan intelijen dan personality dalam pelayanan adalah melalui project. Dengan merancang project yang melibatkan beragam kecerdasan dan tipe kepribadian, kita dapat membantu individu untuk bertumbuh dan mengembangkan potensi mereka secara holistik, sekaligus mencapai tujuan bersama, yaitu menjadi murid Kristus dan memuridkan orang lain.