Ringkasan Isi
Materi ini membahas tentang pentingnya storytelling, khususnya dalam konteks perayaan Natal dan cara menyampaikan pesan Natal secara kreatif dan alkitabiah.
Fakta menunjukkan banyak orang dewasa, bahkan di Amerika, yang kesulitan mengingat dan menceritakan kisah Natal secara akurat. Hal ini disebabkan kurangnya penekanan gereja terhadap pembacaan dan penceritaan Alkitab, terutama kisah Natal.
Storytelling adalah metode komunikasi yang efektif karena praktis, fleksibel, murah, dan disukai anak-anak. Alkitab sendiri penuh dengan cerita, menunjukkan bahwa bercerita adalah alat yang powerful untuk menyampaikan pesan kebenaran.
Ada beberapa langkah dalam mempersiapkan storytelling Natal, yaitu persiapan rohani (berdoa, mempelajari kisah Natal, dan menggali detail cerita), dan persiapan materi (mempelajari bagian Alkitab yang relevan, merumuskan tujuan, menyusun outline cerita, mengumpulkan bahan studi, dan menyesuaikan cerita dengan pendengar).
Saat menyampaikan cerita, awali dengan doa, baca Alkitab bersama, gunakan kalimat pembuka yang menarik, sampaikan isi cerita dengan jelas dan padat, tunjukkan emosi dan variasi suara, sampaikan kembali inti cerita di akhir, dan dorong pendengar untuk menceritakannya kembali kepada orang lain.
Selain storytelling, drama juga bisa menjadi metode yang efektif. Drama Natal haruslah alkitabiah, baik dari segi cerita, karakter, maupun pesan yang disampaikan. Tujuan drama Natal bukanlah untuk popularitas atau kesempurnaan penampilan, melainkan untuk membagikan Injil, menikmati kebersamaan, dan memahami Natal lebih dalam.
Berbagai sumber daya, seperti naskah drama, literatur tentang drama, lagu-lagu Natal, dan ide-ide kreatif, tersedia untuk membantu mempersiapkan perayaan Natal yang Alkitabiah.