Dampak Kekudusan dan Kerukunan pada Anak

Pdt. Dr. Paul Gunadi

Artikel ini menekankan pentingnya kekudusan dan kerukunan dalam pernikahan sebagai fondasi untuk perkembangan jiwa anak, dengan menunjukkan dampak negatif dari kekurangan keduanya terhadap anak-anak.

Kekudusan dan kerukunan adalah dua pilar penting dalam membangun rumah tangga yang kuat. Ketidakhadiran salah satunya dapat meruntuhkan pernikahan dan berdampak buruk pada anak-anak. Kisah tragis Larry dan Brandon menggambarkan dengan jelas bagaimana kehancuran rumah tangga akibat hilangnya kekudusan dan kerukunan orang tua dapat menghancurkan masa depan anak.

Kisah bermula dari Brandon yang menembak Larry, teman sekolahnya, hingga meninggal dunia. Peristiwa ini berakar dari kehidupan keluarga Brandon yang dipenuhi pertengkaran dan kekerasan oleh orang tuanya. Brandon pun tumbuh menjadi pribadi yang bermasalah. Begitu pula dengan Larry yang dibesarkan di keluarga dengan orang tua pecandu narkoba.

Kisah ini mengajarkan pentingnya menjaga kekudusan dan kerukunan dalam pernikahan. Rasul Petrus dalam suratnya (1 Petrus 1:14-16 dan 1 Petrus 1:22) menegaskan pentingnya hidup kudus dan hidup rukun dalam kasih.

Menekankan kekudusan tanpa kerukunan dapat memicu kemunafikan dalam keluarga. Anak-anak akan melihat orang tua sebagai sosok yang munafik karena tidak dapat menerapkan nilai-nilai yang diajarkan. Sebaliknya, kerukunan tanpa kekudusan akan membuat anak tumbuh tanpa standar moral yang jelas.

Kesimpulannya, orang tua perlu membangun keluarga yang kudus dan rukun. Melalui kekudusan, anak-anak belajar tentang kekudusan Allah. Sementara itu, kerukunan mengajarkan mereka tentang kasih Allah. Inilah bekal berharga yang dapat diberikan orang tua kepada anak-anak mereka.