Media dan Keluarga 4

Ev. Sindunata Kurniawan M.K.

Televisi telah menjadi “the other parent” (orang tua lain). Televisi memiliki kekuatan membentuk realita, merancang apa yang menjadi harapan, mengarahkan perilaku, membentuk citra diri dan mendikte tentang kepentingan, pilihan serta nilai-nilai. Banyak hal yang bisa membuktikan bahwa ada kaitan antara tayangan media dengan pola perilaku manusia. Media ternyata tidak bersifat netral. Tayangan mana yang aman ditonton anak? Apa saja pengaruh buruk media televise bagi keluarga? Apa kiat-kiat untuk mengatasi pengaruh buruk media tersebut?

Televisi telah menjadi media yang sangat berpengaruh dalam kehidupan masyarakat Indonesia, khususnya dalam pembentukan kognisi dan perilaku. Sayangnya, banyak tayangan televisi, termasuk tayangan untuk anak-anak, mengandung unsur kekerasan, seks, dan mistis yang dapat berdampak negatif.

Paparan televisi yang berlebihan, terutama pada anak-anak, dapat menghambat perkembangan otak, konsentrasi, dan kemampuan bersosialisasi. Selain itu, televisi juga dapat mendorong sikap konsumtif, menurunkan semangat belajar, dan memicu obesitas.

Bagi keluarga, televisi dan gadget dapat mengurangi interaksi dan komunikasi yang bermakna. Waktu luang yang seharusnya digunakan untuk berinteraksi justru tergantikan oleh konsumsi media. Hal ini dapat menyebabkan hubungan yang renggang dan dangkal antar anggota keluarga.

Untuk mengatasi dampak negatif media, penting untuk membatasi waktu menonton, memilih tayangan yang tepat, dan memperbanyak interaksi keluarga yang sehat. Orangtua perlu menjadi teladan dan mendampingi anak-anak dalam menggunakan media. Selain itu, dukungan dari gereja dan komunitas juga berperan penting dalam membangun kesadaran akan penggunaan media yang bijak.