Demonstrating Steadfast Love in Parenting

Danny Huerta, PsyD, MSW, LCSW, LSSW

"Artikel ini menjelaskan bagaimana menunjukkan kasih yang teguh dalam mengasuh anak, dengan tekanan disiplin yang penuh kasih, kerendahan hati, dan keterlibatan emosional, berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. "

Menunjukkan Kasih Setia dalam Mengasuh Anak

Apakah yang dimaksud dengan kasih setia? Kasih setia adalah frasa yang sering kita dengar di kalangan orang tua dan gereja. Di dalam Alkitab, frasa ini dituliskan sebanyak 195 kali. Namun, apa sebenarnya arti "kasih setia"? Dan, lebih jauh lagi, bagaimana kita dapat menunjukkannya dalam pengasuhan kita?

Allah menunjukkan kepada kita apa yang Dia maksud dengan "kasih setia" di seluruh Alkitab. Ini adalah kasih yang tak tergoyahkan dan tidak pernah berubah. Kasih ini merupakan undangan untuk menjalin hubungan yang didasarkan pada kepercayaan dan penerimaan, apa pun yang terjadi. Sebagai anak-anak Allah, tidak ada yang dapat kita lakukan untuk membuat Dia mengasihi kita lebih dari yang telah Dia lakukan, atau untuk membuat Dia mengurangi kasih-Nya kepada kita. Kasih Allah tidak pernah gagal dan selalu dijanjikan kepada kita.

Sebagai orang tua, kita mencerminkan kasih Allah yang setia kepada anak-anak kita. Kita mengasihi mereka apa pun yang terjadi. Tidak ada yang dapat mereka lakukan untuk mendapatkan kasih kita atau menghilangkannya. Hubungan kita dengan anak-anak seperti merawat sebuah taman -- kita harus memeliharanya dengan kasih setia agar fondasi yang kokoh dan pertumbuhan dapat terjadi.

Fondasi Kasih Setia
Pada musim semi, saya dan keluarga saya senang keluar rumah dan menanam tanaman herbal, bunga, bahkan satu atau dua pohon baru di halaman rumah. Bekerja keras bersama di bawah sinar matahari yang hangat dan menyaksikan taman kami tumbuh subur dalam beberapa bulan ke depan adalah sesuatu yang kami nikmati.

Menggali tanah saat kita menanam bunga baru akan memperlihatkan lapisan tanah berwarna cokelat tua atau kehitaman yang disebut humus. Humus tercipta dari bahan organik yang terurai di dalam tanah. Warnanya yang gelap memungkinkan tanah di sekitar tanaman itu tetap hangat, dan berfungsi seperti spons. Humus memungkinkan air dan nutrisi menembus jauh ke dalam tanah sehingga tanaman atau pohon dapat menumbuhkan akar yang dalam.

Seperti halnya humus, kasih setia memungkinkan kita untuk menumbuhkan akar yang dalam pada hubungan kita dengan anak-anak kita dan dengan Allah. Kata humus dan kerendahan hati berasal dari kata Yunani "humilitas", yang berarti "membumi". Kasih setia membutuhkan kerendahan hati. Jika kita mempraktikkan kerendahan hati dalam pengasuhan kita, hal itu akan menciptakan hubungan yang berakar dengan anak-anak kita, yang bahkan tidak dapat digoyahkan oleh badai terkuat sekalipun.

Mengasuh Anak dengan Kasih Setia
Mengasuh anak bukanlah sebuah tujuan, tetapi sebuah perjalanan. Kita diundang untuk berpartisipasi dalam apa yang Tuhan lakukan dalam kehidupan anak-anak kita. Kita harus ingat bahwa mengasuh anak bukanlah tentang menjadi sempurna, tetapi tentang belajar dan bertumbuh. Kita tidak hanya dapat bertumbuh secara pribadi, tetapi kita juga dapat bertumbuh sebagai orang tua ketika mendampingi anak-anak kita dalam perjalanan mereka. Efesus 4:15 (AYT) mengatakan, “Sebaliknya, mengatakan kebenaran dalam kasih, kita akan bertumbuh dalam segala hal kepada Dia, yang adalah Kepala, yaitu Kristus.” Surat Efesus juga berbicara tentang menjadi bagian dari rumah tangga Allah dan pentingnya persatuan.

Fondasi yang kokoh adalah salah satu hal terpenting yang perlu diciptakan oleh orang tua dalam menjalin hubungan dengan anak mereka. Seperti halnya sebuah pohon, akarnya harus tertancap kuat sebelum batang, ranting, dan buahnya dapat tumbuh. Bayangkanlah kebutuhan anak Anda seperti pohon. Kebutuhan fisik mereka, seperti makanan, adalah akarnya; kebutuhan ini harus dipenuhi terlebih dahulu. Kemudian, sebagai orang tua, Anda dapat mulai membimbing pertumbuhan emosional mereka, yang dapat dilihat sebagai batang pohon. Dengan akar dan batang pohon, Anda dapat mulai mengajari anak-anak Anda melewati musim-musim kehidupan dan menyaksikan buahnya tumbuh.

Namun, apa yang terjadi jika anak Anda membuat keputusan atau pilihan yang buruk yang membutuhkan kasih yang keras?

Kasih yang Keras
Kita harus ingat bahwa tugas kita sebagai orang tua bukanlah untuk membuat anak-anak kita bahagia, atau untuk mendapatkan cinta dan persahabatan mereka. Mereka akan mengacau, membuat kesalahan, dan tidak patuh. Sebagai seorang terapis keluarga, saya telah mendampingi beberapa keluarga yang berada dalam situasi yang sulit. Fokus utama kita sebagai orang tua adalah untuk mengasihi anak-anak kita melalui setiap badai dan musim. Terkadang, hal itu membutuhkan kasih yang keras -- yakni kasih yang menunjukkan batasan dan disiplin, yang merupakan bagian dari hubungan yang saling percaya dan aman secara emosional.

Ketika anak-anak kita membuat pilihan yang merusak diri mereka sendiri dan tidak dapat diterima, mudah untuk bereaksi dan ingin mengendalikan situasi dengan ketat atau menyerah dan memutuskan hubungan. Tidak ada satu pun dari teknik pengasuhan ini yang cenderung memberikan hasil yang baik dan bahkan dapat menyebabkan keretakan serius dalam hubungan dengan anak-anak Anda. Sebagai orang tua, kita harus menjaga keterlibatan emosional dengan anak-anak kita, bahkan ketika kita tidak menyukainya.

Kapan Kasih yang Keras Diperlukan?
Kasih yang keras mungkin diperlukan ketika anak-anak kita membuat keputusan yang buruk, terlibat dalam hubungan yang buruk, memanipulasi orang lain, atau melakukan hal-hal yang dapat mengancam keselamatan mereka atau orang lain. Sebagai orang tua, kita sering kali ingin turun tangan dan menyelamatkan mereka dari rintangan dan batu sandungan yang mungkin mereka hadapi. Namun, terkadang cara yang paling efektif bagi anak-anak kita untuk belajar dan bertumbuh adalah dengan membiarkan mereka menghadapi tantangan-tantangan tersebut. Pengalaman terjatuh memberikan pelajaran kepada anak-anak kita tentang bagaimana dapat bangkit kembali.

Banyak remaja yang tertarik pada imbalan langsung seperti merasa lebih baik, diterima oleh teman sebaya, atau mendapatkan status. Kecintaan mereka pada imbalan langsung dapat membawa mereka pada keputusan yang buruk seperti vaping, penggunaan narkoba, penggunaan alkohol, dan seks. Sebagai orang tua, kita ingin agar mereka tidak perlu membayar “pajak dari keputusan yang buruk,” yang bisa jadi mahal, tetapi kita tidak bisa mengabaikan kesempatan besar untuk mengeksplorasi apa yang sebenarnya mereka cari. Kasih yang keras sebagai bagian dari kasih setia adalah tentang menyesuaikan diri dan selalu ada saat anak Anda berjuang serta meluangkan waktu untuk mendengarkan, berbicara, dan memperbaiki.

Pilihan Anda untuk menangani situasi dengan kasih yang keras tidak boleh dilakukan sebagai respons terhadap panasnya situasi. Kasih yang keras adalah tentang melihat gambaran besar dan perjalanan jangka panjang yang akan ditempuh anak Anda. Ketika Anda harus memberikan kasih yang keras kepada anak Anda, pastikan untuk memikirkan bagaimana tindakan Anda akan berdampak dan membimbing anak Anda pada tahun-tahun mendatang.

Situasi yang membutuhkan kasih yang keras juga membuka kesempatan alami bagi Anda untuk terhubung dengan anak Anda dan berbagi cerita dengan mereka. Momen-momen yang dapat diajarkan ini adalah kesempatan yang bagus untuk berbagi tentang bagaimana Anda mungkin pernah mengalami situasi yang sama, dan bagaimana Anda menanganinya.

“Hei, Bolehkah saya bercerita?”
Bersikap autentik dan terbuka dengan anak-anak Anda adalah cara yang sangat baik untuk menunjukkan kasih setia dalam membantu mereka melalui tantangan mereka sendiri. Hal ini membutuhkan banyak kebijaksanaan, karena tidak semua cerita dapat membantu. Salah satu cara untuk menjadi autentik dalam mengasuh anak adalah dengan jujur membagikan pengalaman masa lalu Anda yang berkaitan dengan situasi mereka saat ini, tetapi dengan penuh doa mempertimbangkan pentingnya, manfaat dan relevansi cerita tersebut.

Ketika anak Anda mengalami situasi yang sulit dan memilih untuk berbagi sesuatu dengan Anda, itulah saat yang tepat untuk bertanya, “Hei, bolehkah saya bercerita?” Ini adalah kesempatan untuk berbagi pengalaman Anda sendiri dan bagaimana Anda belajar dan bertumbuh melalui situasi yang Anda hadapi. Penting untuk lebih fokus pada pertumbuhan dan pembelajaran yang Anda capai, bukan pada kesalahan atau situasi itu sendiri. Selanjutnya, pastikan untuk membingkai situasi tersebut sebagai tempat di mana Anda terjebak atau kehilangan kebebasan. Anak-anak dapat cenderung berpikir, “Ayah/Ibu bisa bersenang-senang, kenapa aku tidak?” ketika mendengar cerita kita, jika tidak dijelaskan dengan jelas bahwa hal itu merusak. Terakhir, setelah Anda selesai dengan cerita Anda, tekankan bahwa Anda berharap anak Anda dapat belajar darinya, dan tidak perlu melakukan kesalahan yang sama.

Ingatlah untuk menjaga agar cerita yang Anda bagikan kepada anak tetap relevan dengan situasi yang mereka hadapi. Cerita tersebut harus tetap memiliki fokus jangka panjang untuk mengajari anak Anda dan mendorong pertumbuhan mereka.

Beberapa Cara Praktis untuk Menunjukkan Kasih Setia

1. Waktu Khusus untuk Berdua:
Luangkan waktu khusus untuk berdua dengan anak Anda. Jika ada anak-anak lain di rumah, pastikan Anda menghabiskan waktu secara individual dengan mereka jika memungkinkan. Kita semua sibuk, jadi jadilah kreatif dan buatlah prioritas. Ada beberapa hal yang baik, tapi apa hal-hal hebat yang bisa Anda lakukan untuk menghabiskan waktu bersama mereka? Berbagi hobi atau pengalaman, atau sekadar keluar dan berolahraga. Ini bisa menjadi waktu yang tepat untuk berbicara dan memperdalam keterikatan di antara Anda. Mengantar anak-anak Anda ke sekolah atau pergi ke toko bersama-sama dan menjadikannya sebagai waktu bicara empat mata juga bisa efektif.

2. Menulis Catatan:
Menulis kartu, surat, atau catatan sederhana yang dimasukkan ke dalam kotak makan siang dapat menjadi sesuatu yang sangat berarti bagi anak-anak Anda. Catatan itu dapat menegaskan bahwa mereka berharga dan menunjukkan bahwa Anda mencintai mereka apa adanya, apa pun yang terjadi. Anda dapat menggunakan kutipan atau ayat-ayat yang inspiratif atau berhubungan dengan sesuatu yang mereka ceritakan kepada Anda.

3. Membuat Jurnal:
Bagi para pemikir dan penulis, buatlah sebuah jurnal. Tuliskan bagaimana anak Anda tumbuh, apa yang Anda sukai dari mereka, dan mengapa Anda bersyukur atas kehadiran mereka. Hal ini dapat menjadi sangat efektif dan membesarkan hati di saat kasih yang keras diperlukan. Anda dapat membagikan beberapa pengamatan dan kekaguman Anda dengan anak Anda dari jurnal Anda. Anda dapat membagikan pengamatan Anda tentang apa yang secara unik sedang dibangun oleh Tuhan dalam diri anak Anda.

4. Memberi Perhatian:
Berikan perhatian kepada pasangan dan anak-anak Anda. Jangan takut untuk bertanya bagaimana keadaan Anda sebagai orang tua atau bagaimana keadaan keluarga Anda. Ingat, mengasuh anak adalah tentang pertumbuhan Anda juga! Ini adalah kesempatan yang bagus untuk membuat penyesuaian kecil atau besar.

5. Minta Waktu Jeda:
Ketika keadaan menjadi tegang dan emosi Anda terpicu, mintalah “waktu jeda” (waktu sebentar untuk berhenti melakukan sesuatu dan beristirahat, Red.). Tidak apa-apa untuk memberi tahu anak Anda bahwa Anda perlu waktu sejenak guna memproses apa yang telah mereka katakan atau apa yang terjadi. Pergilah berjalan-jalan, atau pergi ke suatu tempat yang dapat menjadi ruang bagi Anda untuk menenangkan diri. Alih-alih menarik pin granat verbal, penting untuk mengambil langkah mundur dan merespons anak Anda dengan penuh kasih. Hal ini menunjukkan pengendalian diri dan bahwa Anda menghormati serta peduli terhadap hubungan Anda dengan anak Anda.

6. Tunjukkan Kasih Sayang:
Hal ini mungkin terasa tidak nyaman bagi sebagian dari Anda, tetapi Tuhan menciptakan kita untuk responsif terhadap sentuhan penuh kasih. Penelitian secara konsisten menunjukkan bahwa kehangatan dari orang tua akan menghasilkan beberapa hal positif dalam diri anak-anak.

7. Model Konflik yang Sehat:
Konflik adalah bagian dari eksistensi manusia. Berusahalah untuk menunjukkan kerendahan hati dengan cara mendengarkan dalam diskusi. Anda dapat menentukan budaya serta cara pengelolaan dan penyelesaian konflik di rumah. Jika Anda memiliki kepribadian yang kuat, ajukan pertanyaan, “Bagaimana rasanya berselisih paham dengan saya?” Allah memanggil kita untuk saling melayani. Apakah Anda menjadi teladan dalam melayani pasangan dan keluarga Anda? Ini memang sulit, tetapi di sinilah terdapat banyak pertumbuhan akar dan perkembangan nutrisi di dalam tanah.

Bercerminlah:
Mazmur 139:23 (AYT) berkata, “Selidikilah aku, ya Allah, dan kenali hatiku, ujilah aku dan kenali pikiran-pikiranku!” Kadang-kadang, penting bagi kita untuk melihat diri kita sendiri dan hati kita sendiri sebagai orang tua. Pertanyaan yang dapat diajukan kepada diri sendiri antara lain:
    - Dalam hal apa saya terlalu kritis terhadap anak saya?
    - Kendali apa yang saya miliki dalam situasi ini? Apakah saya membantu atau menyakiti melalui reaksi saya?
    - Bagaimana saya perlu bertumbuh secara pribadi untuk mengasuh anak saya melalui situasi ini?

Menunjukkan kasih setia kepada anak-anak kita, seperti Allah tunjukkan kepada kita, akan membantu menciptakan hubungan yang solid dengan mereka dan akan membantu mereka bertumbuh sebagai manusia serta di dalam Kristus. Hal-hal yang terjadi tidak selalu mudah, tetapi membesarkan anak adalah sebuah perjalanan yang luar biasa yang di dalamnya orang tua dan anak dapat bertumbuh secara pribadi, bertumbuh bersama, dan bertumbuh ke arah Kristus.

Diambil dari:
Nama situs: Focus on the family
Alamat situs: https://www.focusonthefamily.com/parenting/demonstrating-steadfast-love-in-parenting/
Judul artikel: Demonstrating Steadfast Love in Parenting
Penulis artikel: Danny Huerta, PsyD, MSW, LCSW, LSSW

Artikel ini membahas tentang pentingnya menunjukkan "kasih yang teguh" dalam mengasuh anak, yang didefinisikan sebagai kasih yang tak tergoyahkan dan tidak pernah berubah, seperti kasih Tuhan kepada umat-Nya.

Kasih yang teguh ini digambarkan seperti humus dalam tanah, yang menciptakan fondasi yang kuat bagi tanaman untuk tumbuh. Demikian pula, kasih yang teguh menciptakan dasar yang kuat dalam hubungan orang tua dan anak, memungkinkan pertumbuhan dan ketahanan.

Artikel ini menekankan pentingnya membangun fondasi kasih yang teguh, memenuhi kebutuhan fisik dan emosional anak, dan menunjukkan kasih sayang. Artikel ini juga membahas tentang "kasih yang keras", yang diperlukan ketika anak membuat pilihan yang buruk. "Kasih yang keras" ini harus digunakan dengan bijaksana, berfokus pada pertumbuhan dan pembelajaran jangka panjang anak, bukan sekadar hukuman.

Terakhir, artikel ini memberikan beberapa cara praktis untuk menunjukkan kasih yang teguh, termasuk meluangkan waktu untuk anak, menulis catatan, membuat jurnal, memeriksa secara berkala, menunjukkan kasih sayang, menjadi teladan dalam menyelesaikan konflik dengan sehat, dan introspeksi diri.

Deskripsi

Artikel ini membahas pentingnya menunjukkan kasih yang teguh dalam mengasuh anak, berdasarkan prinsip-prinsip Alkitab. Kasih yang teguh adalah kasih yang tak tergoyahkan, tidak berubah, dan selalu tersedia, mencerminkan kasih Allah terhadap umat-Nya. Penulis, Danny Huerta, menjelaskan bagaimana orang tua dapat membina hubungan yang dalam dengan anak-anak mereka melalui kerendahan hati, kesabaran, dan disiplin yang penuh kasih, bahkan ketika anak-anak membuat keputusan yang buruk. Artikel ini juga menekankan pentingnya kasih yang keras, disiplin yang bijaksana, serta menjaga keterlibatan emosional dengan anak-anak. Melalui berbagai contoh praktis, artikel ini memberikan panduan tentang bagaimana orang tua dapat mendukung pertumbuhan emosional, spiritual, dan sosial anak-anak mereka dengan kasih yang teguh.