Helicopter Parenting

Dr. Kelly Cagle

Artikel ini menjelaskan gaya helicopter parenting dengan membandingkannya dengan kisah Musa dalam Alkitab. Orang tua diajak untuk menghindari keterlibatan berlebihan dan memberikan ruang bagi anak-anak untuk belajar menghadapi masalah mereka sendiri.

Pengasuhan Helikopter: Kapan Harus Mengawasi Anak

Saya yakin Anda pernah mendengar istilah "orang tua helikopter". Apakah Anda salah satunya? Saya berpendapat bahwa saya tidak termasuk orang tua helikopter karena saya sering membiarkan anak-anak saya menerbangkan "helikopter" mereka sendiri. Namun, saya tidak dapat mengatakan bahwa saya tidak mengawasi mereka di beberapa area kehidupan. Bahkan, di beberapa area kehidupan mereka.

Pengasuhan Helikopter: Sebuah Contoh dari Alkitab

Saya ingin membandingkan gaya pengasuhan helikopter dengan Musa dalam Alkitab. Anda mungkin berpikir, "Musa? Saya merasa sudah tahu semua yang perlu diketahui tentang dia."

Ibunya menaruhnya di dalam keranjang dan menghanyutkannya ke sungai. Dia ditemukan oleh putri Firaun dan dirawat dengan baik (oleh ibunya yang dipekerjakan sebagai pelayan! Keren!)

Dia juga berpikir bahwa dia tidak cukup pandai untuk berbicara dengan Firaun, tetapi Tuhan membuatnya mampu (dengan memasangkannya bersama saudaranya, Harun), dan dia memimpin bangsa Israel menuju kebebasan. Namun, mereka terjebak di padang gurun untuk waktu  yang sangat lama karena bangsa Israel sangat keras kepala. Apa lagi yang perlu diketahui tentang Musa? Ini dia: dia adalah seorang pemimpin helikopter. Izinkan saya memberikan sedikit latar belakang mengenai hal ini.

Setelah Firaun membebaskan umat Allah dari perbudakan, perjalanan panjang dimulai bagi Musa. Dia adalah pemimpin baru mereka. Dengan perannya sebagai pemimpin, Musa mewarisi banyak tanggung jawab. Bangsa Israel membawa setiap masalah mereka kepadanya. Mereka mengeluh karena tidak memiliki makanan, tidak ada air, semua orang akan mati, semua binatang akan mati, dan mereka terus-menerus mempertanyakan mengapa Tuhan membebaskan mereka dari kekuasaan Firaun jika mereka hanya akan mati di padang gurun (Keluaran 17:3).

Ketika orang-orang membawa permintaan mereka kepada Musa, dia selalu pergi kepada Tuhan untuk mendapatkan jawaban. Tuhan, dalam kasih dan hikmat-Nya yang tak terbatas, akan memberikan petunjuk kepada Musa tentang apa yang harus dilakukan atau dikatakan kepada bangsa itu.

Perspektif Yitro
Yitro adalah mertua Musa dan tidak berada di padang gurun selama perjalanan bangsa Israel. Dia tidak melihat kebutuhan mereka sehari-hari dan tidak menjadi bagian dari berbagai mukjizat yang Tuhan lakukan.

Bahkan, Musa mengirim istri dan kedua putranya untuk tinggal bersama Yitro sementara dia menangani bangsa Israel di padang gurun. Dalam Keluaran 18, Yitro pergi mengunjungi Musa. Orang lain telah bercerita kepadanya tentang semua yang telah Musa lakukan untuk bangsa Israel, tetapi untuk pertama kalinya, dia benar-benar melihat semuanya dengan mata kepalanya sendiri.

Dengan kata lain, dia membawa perspektif orang luar, yaitu seseorang yang tidak ikut serta dalam perjalanan panjang itu. Keluaran 18:14 (AYT) mengatakan, "Ketika ayah mertua Musa melihat semua yang dilakukannya terhadap bangsa itu, dia bertanya, 'Apakah yang telah kamu lakukan terhadap bangsa ini? Mengapa kamu sendiri yang duduk sedangkan seluruh bangsa itu berdiri di hadapanmu dari pagi sampai sore?'" Yitro dengan cepat menyadari bahwa Musa sedang mengurusi terlalu banyak hal untuk bangsa Israel.

"Musa berkata kepada ayah mertuanya, 'Sebab, bangsa ini datang kepadaku untuk mencari Allah. Ketika ada perkara di antara mereka, mereka datang kepadaku agar aku menghakimi yang satu dengan yang lain, dan aku memberitahukan ketetapan Allah dan hukum-hukum-Nya kepada mereka.” (Keluaran 18:15-16, AYT) Musa memiliki alasan yang kuat: umat Israel membutuhkannya. Mereka mempercayai solusi yang dia berikan setiap saat, karena solusi itu datang langsung dari Tuhan.

Namun, Musa percaya bahwa bangsa itu tidak akan dapat menyelesaikan apa pun tanpa bantuan, nasihat, dan kemampuannya dalam memecahkan masalah. Dia memikul semua tekanan di pundaknya karena dia telah menerima instruksi untuk memimpin umat Tuhan menuju kebebasan.

Apa yang Dimaksud dengan Pengasuhan Helikopter?

Jika kita menganalisis banyak gaya pengasuhan orang tua, kita akan menemukan beberapa orang tua yang memiliki pendekatan kepemimpinan yang menyerupai gaya pengasuhan helikopter seperti Musa.

Orang tua turun tangan ketika saudara kandung bertengkar. Mereka langsung mengangkat telepon begitu anak pulang ke rumah dengan keluhan tentang guru. Jika anak tidak mendapatkan waktu giliran turun bermain yang cukup di dalam sebuah tim, saatnya orang tua berbicara dengan pelatih. Bertengkar dengan teman? Oh, tentu saja orang tua ikut terlibat.

Beberapa orang tua mencekik anak-anak mereka, sementara yang lain kurang melatih mereka untuk menghadapi kesulitan dalam proses melindungi mereka.

Nasihat Yitro
Setelah Musa menjawab pertanyaan tentang mengapa dia berusaha melakukan segala sesuatu untuk bangsa Israel, Yitro menjawab, "Kamu pasti benar-benar lelah, baik kamu maupun bangsa ini yang bersamamu, sebab ini terlalu berat bagimu dan engkau tidak akan sanggup melakukannya seorang diri." (Keluaran 18:18, AYT).

Dia kemudian menyarankan tiga hal kepada Musa:

Solusi untuk Pengasuhan Helikopter
Yitro tahu bahwa jika Musa terus menyelesaikan setiap hal kecil untuk bangsa Israel, dia akan mengalami kelelahan. Dia tidak akan menjadi pemimpin seperti yang Tuhan inginkan. Dia juga tahu bahwa pekerjaan itu terlalu besar untuk dilakukan oleh satu orang saja.

Kita tahu bahwa mengasuh anak adalah hal yang sangat berharga. Kita tidak dapat menyangkal bahwa hal itu juga cukup melelahkan. Jadi, apa yang dapat kita pelajari dari nasihat kepemimpinan Yitro kepada Musa?

Mengajarkan Anak untuk Mandiri
Anak-anak harus diajari bagaimana menangani masalah. Mereka perlu mengetahui bagaimana Tuhan ingin mereka lambat marah, mengasihi sesama, dan mengampuni orang yang telah menyakiti mereka. Hal ini termasuk bertengkar dengan anggota kelompok di sekolah dan juga dengan saudara mereka.

Ajarkan kepada mereka tentang Alkitab dan ketetapan-ketetapan Allah, bukan “karena Ayah/Ibu bilang begitu.” Beritahukan kepada mereka mengapa kita mengasihi sesama, memilih untuk melakukan kebaikan, dan berbelas kasih -- karena Yesus sudah berkorban bagi kita. Selanjutnya, ajarkan kepada mereka bahwa kita mengasihi karena Allah telah mengasihi kita terlebih dahulu dengan kasih yang paling sempurna dan tanpa pamrih yang pernah ada dalam sejarah dunia. Terakhir, ajarkan kepada mereka bahwa Allah telah memilih Anda untuk menjadi orang tua mereka karena Dia telah merajut mereka dengan indah dan sempurna di dalam rahim ibu mereka.

Temukan dan “Latih”
Temukan orang dewasa lain yang berpikiran sama dan dapat berbicara dalam kehidupan anak-anak Anda. “Latihlah” mereka dengan memberi mereka izin untuk memberi nasihat dan mengoreksi anak-anak Anda bila perlu. Manfaatkan kemitraan dengan orang lain yang Anda percayai -- Anda tidak bisa berada di mana pun anak Anda berada setiap saat!

Bantulah anak Anda untuk menyadari siapa yang telah Anda beri izin untuk menjadi orang tua rohani bagi mereka. Bimbinglah anak Anda untuk mengetahui siapa orang tua rohaninya, siapa pamannya yang keren, dan siapa yang memiliki sofa yang sangat nyaman untuk berbicara tentang rasa sakit hati yang mereka alami.

Mungkin saja anak Anda tidak ingin berbagi hal-hal tertentu dengan Anda, meskipun Anda memiliki hubungan yang paling dekat. Di sinilah para pemimpin lain dalam hidup mereka akan sangat berharga.

Perselisihan yang Lebih Besar
Yitro tidak menyuruh Musa untuk melepaskan kendali sama sekali. Dia tahu bahwa perselisihan tertentu akan membutuhkan keahlian Musa dan juga kedekatannya dengan Tuhan. Karena itu, tetaplah menjadi pengambil keputusan utama dalam menangani perselisihan besar yang dihadapi anak-anak Anda. Anda adalah pendisiplin utama -- dan pastikan Anda tetap memegang perang itu.

Tetapkan batasan-batasan dan tetaplah konsisten dalam menangani perselisihan yang lebih besar. Tentukan perselisihan tersebut, ketahui standar yang Anda inginkan untuk anak-anak Anda patuhi, dan peliharalah komunikasi yang akrab dengan mereka tentang berbagai topik.

Hindari melakukan percakapan dari hati ke hati hanya setelah mereka mengacau dan membutuhkan disiplin. Sebaliknya, bersenang-senanglah dengan mereka! Ajaklah anak-anak Anda untuk pergi berdua dengan Anda! Pastikan mereka merasakan kasih sayang Anda di saat-saat yang menyenangkan maupun di saat-saat yang sulit.

Dan ikuti nasihat Yitro: bagi beban Anda. Jangan menjadi orang tua helikopter yang selalu mengawasi setiap gerak-gerik anak Anda karena Anda akan segera kehabisan bahan bakar. (t/Novia)

Diambil dari:
Nama situs: Focus on the family
Alamat situs: https://www.focusonthefamily.com/parenting/helicopter-parenting-when-to-fly-a-helicopter/
Judul artikel: Helicopter Parenting: When to Fly a Helicopter
Penulis artikel: Dr. Kelly Cagle
 

Artikel ini membahas tentang \"Helicopter Parenting\" dan bagaimana gaya pengasuhan ini bisa merugikan anak. Penulis mengilustrasikan konsep ini dengan kisah Nabi Musa yang kewalahan karena menangani semua masalah umatnya sendirian.

Seperti Musa, orang tua yang terlalu melindungi anak dari setiap kesulitan akan kelelahan dan anak pun tidak belajar menghadapi tantangan hidup. Penulis menyarankan tiga solusi:

  1. Ajari anak: Daripada langsung turun tangan, ajari anak nilai-nilai dan cara penyelesaian masalah berdasarkan nilai agama dan moral.
  2. Libatkan orang dewasa tepercaya: Percayakan anak pada figur dewasa lain seperti guru, konselor, atau anggota keluarga yang bisa memberikan bimbingan dan nasihat.
  3. Tetaplah menjadi pembuat keputusan utama: Orang tua tetap memegang kendali untuk masalah besar dan menetapkan batasan.

Intinya, orang tua perlu menemukan keseimbangan antara melindungi dan mempersiapkan anak untuk mandiri.

Deskripsi

Artikel ini membahas tentang gaya pengasuhan helicopter parenting (pengasuhan helikopter), di mana orang tua terlibat terlalu jauh dalam setiap aspek kehidupan anak. Dr. Kelly Cagle mengeksplorasi bagaimana kisah Musa dalam Alkitab bisa dibandingkan dengan gaya pengasuhan ini. Musa berusaha menyelesaikan setiap masalah bagi orang-orang Israel tanpa berbagi tanggung jawab, mirip dengan orang tua yang selalu mengambil alih peran anak dalam mengatasi tantangan sehari-hari. Dengan merujuk pada nasihat Yitro (mertua Musa), artikel ini menekankan pentingnya mengajarkan anak-anak untuk mandiri, bekerja sama dengan orang dewasa lain, dan tetap memegang kendali pada masalah besar saja. Pesannya adalah bahwa orang tua perlu berbagi tanggung jawab agar tidak kelelahan dan agar anak-anak dapat tumbuh lebih mandiri.