AKU DI DALAM KAMU

Kamis, 19-September-2024

Sebab, dalam menghakimi orang lain, engkau menghakimi dirimu sendiri

- Roma 2:1 -

Sang wartawan bernama Shana Alexander, menulis sebuah buku yang isinya menaruh simpati pada sebuah kasus yang dialami seorang wanita, yang dihukum atas tuduhan melakukan kejahatan serius. Sang penulis ikut merasakan musibah yang menimpa si tertuduh karena beberapa alasan. Pertama, ia merasa bahwa wanita itu dijatuhi hukuman secara tidak adil -- dua kasus serupa yang lain mendapat kelonggaran dari pengadilan. Ia juga mengatakan bahwa si tertuduh telah difitnah oleh beberapa tabloid, yang membuatnya ditentang oleh pendapat umum. Namun, alasan yang terutama adalah karena Shana melihat dirinya dalam wanita tersebut. "Ia mengingatkan saya pada diri saya sendiri. Kita semua bisa saja melakukannya," kata Alexander dalam mengomentari kejahatan yang sedang dibicarakan tersebut.

Rasul Paulus pun berpendapat serupa. Ia juga melihat dirinya dalam diri para pelanggar hukum. Ia menyadari bahwa pada dasarnya ia tidak lebih tinggi dari mereka. Malahan ia tahu bahwa kita semua layak dihukum. Bahkan, fakta ini semakin membuatnya terharu ketika ia berbicara tentang Dia yang datang "ke dunia untuk menyelamatkan orang berdoa," dan ketika Paulus menyatakan dirinya sebagai "yang paling berdosa" (1Timotius 1:15). Ia tahu bahwa Tuhan begitu sabar dan bermurah hati padanya, sehingga Paulus ingin menunjukkan kesabaran dan kemurahan yang sama kepada orang lain.

Ketika kita melihat diri kita dalam diri orang lain, kita akan melihat bahwa pengampunan Kristus tidak menunjukkan bahwa kita lebih baik dari orang lain. Tetapi menunjukkan kemurahan hati Allah [MRD II]


Teach me to feel another's woe,
To hide the fault I see;
The mercy I to others show,
That mercy show to me. -- Pope

Family Chatbot

Online