Ringkasan Isi
Artikel ini membahas tentang bagaimana pandemi Covid-19, meskipun penuh tantangan, dapat menjadi kesempatan bagi wanita Kristen untuk bertumbuh. Penulis menggunakan analogi kacamata dan kisah dua belas pengintai untuk menekankan pentingnya cara pandang dalam memaknai suatu peristiwa.
Pandemi Covid-19 membawa dampak signifikan di berbagai aspek kehidupan, termasuk kesehatan, pekerjaan, pendidikan, relasi, ibadah, dan keluarga. Namun, penulis mengajak para wanita Kristen untuk tidak melihatnya sebagai bencana, melainkan sebagai kesempatan untuk bertumbuh secara spiritual, psikis, fisik, dan sosial.
Bertumbuh secara spiritual dapat diwujudkan dengan semakin memercayai dan mengandalkan Allah, belajar berdiam diri dan mendengarkan suara-Nya, memaknai setiap peristiwa, bersyukur, membangun mezbah keluarga, dan menjadikan keluarga sebagai gereja kecil.
Secara psikis, wanita Kristen diajak untuk membangun karakter serupa Kristus dengan menata cara berpikir, mengelola perasaan dan keinginan, menggali potensi diri, mengembangkan kreativitas, dan meng-update diri.
Secara fisik, pandemi menjadi kesempatan untuk mengembangkan gaya hidup sehat, meningkatkan imunitas tubuh, dan menjaga kebersihan.
Secara sosial, pandemi menjadi kesempatan untuk memperbaiki relasi suami istri, orang tua dan anak, serta meningkatkan kepedulian terhadap sesama, baik di gereja maupun masyarakat.
Artikel ini ditutup dengan ilustrasi tentang rajawali yang harus melewati proses transformasi menyakitkan untuk memperpanjang hidupnya. Penulis mengajak para wanita Kristen untuk tidak menyerah pada situasi sulit, melainkan menggunakannya untuk bertransformasi menjadi pribadi yang lebih kuat, tahan banting, dan serupa Kristus.