Mengapa Pengabaian dalam Pengasuhan Gagal
Banyak orang menghadapi krisis di berbagai titik dalam hidup mereka, dan setiap orang menanganinya dengan cara yang berbeda. Saya tidak akan pernah melupakan sebuah kunjungan rumah yang harus saya lakukan sebagai seorang Pekerja Sosial Sekolah. Saya berhenti di sebuah kompleks apartemen yang kumuh dan menuju ke alamat yang telah saya tulis. Saya harus melakukan kunjungan rumah singkat dengan keluarga siswa ini. Siswa ini mengalami kesulitan di sekolah, baik dalam hal akademis maupun perilaku.
Saya mengetuk pintu dan anak muda itu membukanya. Ayahnya tidak pulang selama beberapa hari. Ibunya dalam kondisi tidak sadar akibat konsumsi alkohol berlebihan. Saya meminta untuk melihat kulkas mereka dan hanya ada satu barang di dalam kulkas. Hanya satu barang! Hal tersebut mengoyak hati saya. Pemuda ini sedang berusaha bertahan hidup bersama kedua orangtuanya yang berada dalam kekacauan dan krisis yang membuat hidupnya tidak terkendali.
Pernahkah Anda melihat pasangan atau orang tua dan berpikir bahwa mereka mungkin belum siap atau seharusnya tidak memiliki anak? Ingatlah bahwa selalu ada cerita di balik perilaku setiap orang. Kedua orang tua ini dibesarkan dengan pola asuh yang kacau dan momentumnya terus berlanjut. Sesuatu harus dilakukan untuk menghentikan momentum yang merusak dalam keluarga ini.
Tidak mengherankan, sejumlah bukti secara konsisten menunjukkan bahwa pengabaian dalam pengasuhan atau tidak terlibat dalam kehidupan anak dapat memiliki dampak yang sangat merusak dan berkelanjutan dalam kehidupan, hubungan, dan perkembangan anak.
Apa yang dimaksud dengan Pengabaian dalam Pengasuhan?
Pengabaian dalam pengasuhan terjadi ketika orang tua tidak membimbing atau menenteramkan hati anak mereka. Mereka tidak hadir secara mental, emosional, dan/atau fisik. Dalam pola pengasuhan semacam ini, orang tua tidak selaras dan tidak memiliki ikatan. Dengan kata lain, orang tua biasanya tidak menunjukkan kasih sayang dan kepekaan. Selain itu, mereka juga tidak membimbing anak mereka untuk mencapai tujuan atau mengatasi berbagai macam hambatan yang ada. Selain itu, tingkat komunikasi, keterlibatan, kehangatan, dan pendampingan juga rendah.
Empat Jenis Orang Tua yang Mengabaikan Pengasuhan
Sepanjang keterlibatan saya dalam mendampingi keluarga-keluarga dalam dua dekade terakhir ini melalui konseling, saya telah menemukan empat jenis orang tua yang melakukan pengabaian:
- Multi-masalah (Orang tua tunggal yang kewalahan dengan berbagai tantangan "besar"): Orang tua semacam ini adalah orang tua yang kelelahan, melakukan beberapa pekerjaan sekaligus, dan mungkin memiliki latar belakang trauma yang bercampur dengan tantangan lain seperti kecanduan dan/atau masalah kesehatan mental. Selain itu, banyak dari orang tua ini tidak dibesarkan dalam budaya keluarga yang penuh kasih, stabil, dan membimbing.
- Tidak sadar ( memiliki masalah kesehatan mental yang parah): Banyak perilaku pengabaian yang dapat dilihat ketika orang tua berurusan dengan masalah kesehatan mental yang parah. Hal ini dapat mencakup skizofrenia, gangguan identitas disosiatif, gangguan makan dan kecemasan yang parah, depresi, gangguan kepribadian narsistik, dan lainnya. Dalam beberapa kasus ini, ada begitu banyak hal yang terjadi di dalam otak mereka sehingga kapasitas mereka untuk mengasuh orang lain menjadi sangat terbatas.
- Tidak terhubung (mengalami kecanduan yang berkelanjutan dan melemahkan): Beberapa orang tua yang mengabaikan pengasuhan bisa jadi sedang berjuang melawan kecanduan narkoba, alkohol, seksual, video game, dan/atau media sosial yang melumpuhkan. Kecanduan dapat membuat orang tidak menyadari bahwa mereka tidak peduli dengan siapa pun, bahkan diri mereka sendiri.
- Terluka (mengalami trauma berat): Peristiwa traumatis yang parah dapat membuat orang tua menjadi tidak terhubung, tidak peduli, dan tidak sadar karena berbagai alasan. Dalam kasus ini, kecemasan dapat membanjiri diri orang tua. Jadi, mereka tidak dapat menjalin hubungan yang mendalam atau memberikan bimbingan kepada orang lain.
Risiko Mengabaikan Pengasuhan
Tidak mengherankan jika penelitian tentang pengabaian pengasuhan menunjukkan adanya kecenderungan yang lebih tinggi terhadap berbagai masalah signifikan pada anak-anak, termasuk peningkatan risiko penyalahgunaan obat-obatan, masalah emosional, perilaku agresif, masalah kontrol diri dan harga diri, keterampilan sosial yang terhambat, serta masalah keterikatan.
Kita Semua Membutuhkan Bantuan
Ulangan 6 menasihati orang tua untuk mengasihi Tuhan dengan segenap hati dan mengasihi, serta membimbing, anak-anak mereka untuk keluar dari hubungan yang semacam itu.
Salah satu tema umum bagi orang tua yang abai adalah bahwa hidup mereka kacau dan tanpa pegangan.
Jika hidup Anda kacau, kemungkinan besar pola asuh Anda tidak seimbang dan bisa jadi ada tanda-tanda mengabaikan pengasuhan. Selain itu, titik awal yang baik adalah dengan melihat seperti apa hubungan inti Anda, termasuk hubungan Anda dengan Kristus.
Jadilah Orang yang Dapat Diajar
Ada dua kiat praktis untuk mengatasi momentum kekacauan dalam pengasuhan Anda:
Yang pertama adalah menjadi orang yang dapat diajar. Amsal 15 berbicara tentang kemampuan untuk menerima koreksi atau teguran yang memberi kehidupan untuk mendapatkan hikmat dan pengetahuan.
Amsal 15:31-33 (AYT), "Telinga yang mendengarkan teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di antara orang berhikmat. Siapa mengabaikan didikan menghina dirinya sendiri, tetapi dia yang mendengarkan teguran memperoleh akal budi. Takut akan TUHAN adalah didikan hikmat, dan kerendahan hati mendahului kehormatan."
Apa yang terjadi di dalam diri Anda dan bagaimana rasanya menjadi seorang ibu atau ayah? Apakah Anda terbuka terhadap instruksi dan teguran yang memberi kehidupan?
Ubahlah momentum pengasuhan Anda melalui akuntabilitas. Orang tua yang mengabaikan pengasuhan anak-anaknya membutuhkan bantuan. Selain itu, kemungkinan besar mereka belum mendapatkan bantuan yang mereka butuhkan.
Saya menyukai apa yang Paulus katakan dalam 1 Tesalonika 5:11 (AYT) tentang hubungan antara pertanggungjawaban dan dorongan. "Karena itu, kuatkanlah satu dengan yang lainnya dan saling membangunlah ...."
Gambaran saling membangun menyiratkan bahwa kita saling membutuhkan satu sama lain untuk menjadi lebih kuat dan bersatu. Namun, saya suka bagaimana Paulus memasangkan jenis pertanggungjawaban ini dengan dorongan. Keduanya tidak dapat dipisahkan.
Kelilingi diri Anda dengan orang-orang yang akan mendorong untuk berinvestasi dalam hubungan keluarga Anda. Anda bisa menjadi pemberi pengaruh yang mendasar dalam kehidupan anak-anak Anda, jadi Anda membutuhkan komunitas yang mendukung saat Anda membangun kehidupan anak-anak Anda!
Rasa Syukur dan Kesengajaan
Yang kedua adalah tidak mementingkan diri sendiri dengan rasa syukur dan kesengajaan. Inti dari pengabaian pengasuhan adalah kecenderungan untuk memenuhi kebutuhan Anda sendiri, bukan kebutuhan anak-anak Anda. Mengubah kebiasaan ini membutuhkan kesengajaan.
Alkitab dan penelitian secara konsisten menegaskan bahwa mengasuh anak harus dilakukan dengan kesengajaan, tidak mementingkan diri sendiri, dan penuh rasa syukur. Dengan demikian, Anda dapat menghasilkan momentum pengasuhan yang sehat dan lebih terhubung di rumah Anda.
Mazmur 127:3 (AYT) mengatakan, "Lihat, anak laki-laki adalah warisan dari TUHAN, buah kandungan adalah suatu upah.". Bersyukur adalah salah satu dari tujuh sifat pengasuhan yang efektif. Ini adalah titik awal yang baik untuk memenuhi undangan Anda yang luar biasa sebagai "ibu" atau "ayah".
Tidak mementingkan diri sendiri juga berarti Anda memberikan instruksi atau batasan dan batasan yang memberi kehidupan kepada anak-anak Anda. Amsal 1:8-9 (AYT) mengatakan, "Anakku, dengarkanlah didikan ayahmu, dan jangan membuang pengajaran ibumu. Sebab, itu adalah karangan bunga yang indah bagi kepalamu dan kalung rantai bagi lehermu." Ajaran Anda yang penuh kasih, perhatian, dan bijaksana adalah anugerah bagi anak-anak Anda.
Faktanya, anak Anda membutuhkan bimbingan alkitabiah yang penuh kasih dan interaksi positif dengan Anda untuk mendewasakan dan mengembangkan karakter serta kepribadian mereka. Amsal 22:6 (AYT) mengatakan, "Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya, dia tidak akan menyimpang dari jalan itu."
Jika Anda menyadari bahwa Anda mengabaikan kebutuhan anak Anda, Anda dapat menunjukkan inisiatif dan kepedulian dengan mencontohkan sikap tidak mementingkan diri sendiri dan kesungguhan dalam gaya pengasuhan Anda.
Nama situs: Focus on the family
Alamat situs: https://www.focusonthefamily.com/parenting/why-neglectful-parenting-falls-short/
Judul artikel: Why Neglectful Parenting Falls Short
Penulis artikel: Danny Huerta, PsyD, MSW, LCSW, LSSW