Mengapa Gaya Pengasuhan Otoritatif Tidak Mudah Gagal?
Apa yang membuat seseorang menjadi orang tua yang baik? Apakah anak-anak mereka selalu berperilaku sempurna? Apakah mereka memiliki keluarga yang terstruktur dan ideal? Atau, apakah ada orang tua yang anaknya memiliki masalah perilaku yang memerlukan perhatian besar?
Amsal 15:31 (AYT) menyebutkan, "Telinga yang mendengarkan teguran yang membawa kepada kehidupan akan tinggal di antara orang berhikmat."
Apakah Anda membangun budaya di keluarga Anda yang menghargai teguran yang membawa kehidupan, doa, hubungan dengan Kristus, pertumbuhan, serta kerendahan hati untuk menghadapi kekurangan diri kita setiap hari? Anak-anak pasti akan membuat keputusan buruk dan berperilaku salah. Bagian penting dari pengasuhan adalah mempersiapkan diri menghadapi momen-momen tersebut dan merespons dengan bijak.
Menurut Merriam-Webster, teguran berarti koreksi keras terhadap perilaku yang salah. Namun, saya percaya bahwa teguran yang membawa kehidupan bukan hanya teguran keras. Ini mencakup koreksi yang penuh kasih dan disertai bimbingan dalam hubungan yang dekat. Diperlukan banyak perhatian dan energi, dan saya mengakui bahwa saya telah berusaha sebaik mungkin, meskipun tidak selalu sempurna, untuk memberikan teguran yang membawa kehidupan kepada anak-anak saya.
Banyak orang tua berniat mengasuh anak dengan gaya otoritatif, gaya yang sudah disebutkan di atas. Namun, masalah kehidupan sering menghadang. Kami berusaha keras mengelola pernikahan, pekerjaan, kesulitan keuangan, dan tantangan lainnya, sambil tetap berusaha menjadi orang tua yang bijaksana dan penuh kasih. Ini sangat melelahkan, dan sering kali kita menghadapi tekanan, dengan sedikit waktu untuk berdoa dan membaca Firman Tuhan. Akibatnya, kita sering bergumul untuk memberikan yang terbaik sebagai orang tua.
Apa Itu Gaya Pengasuhan Otoritatif?
Dari empat gaya pengasuhan (otoriter, permisif, tidak peduli, dan otoritatif), gaya otoritatif memberikan hasil terbaik, tidak hanya untuk anak-anak, tetapi juga bagi orang tua dan hubungan orang tua-anak.
Penelitian menunjukkan bahwa pola asuh otoritatif dapat meminimalkan masalah perilaku, mental, sosial, dan emosional pada anak, serta mengurangi konflik antara orang tua dan anak. Selain itu, gaya pengasuhan ini juga memberi manfaat spiritual, akademis, dan relasional bagi anak-anak, serta mengurangi tingkat stres bagi orang tua.
Selama dua dekade sebagai terapis keluarga, saya telah melihat banyak orang tua belajar menyeimbangkan kasih sayang dan kehangatan dengan koreksi, bimbingan, dan ekspektasi yang tinggi namun wajar. Ini membutuhkan komitmen setiap hari dan tentu saja tidak mudah.
Lima Tipe Orang Tua Otoritatif
Dalam pekerjaan saya, saya telah menemukan lima tipe orang tua otoritatif:
1. Kreatif
Mereka adalah orang tua yang gemar membuat kerajinan tangan dengan anak-anak mereka. Mereka juga bisa menciptakan bagan atau sistem untuk menjaga keteraturan di rumah. Karena kreativitas dan hubungan yang erat, mereka dapat memberikan koreksi dan bimbingan yang tepat kepada anak-anak mereka.
2. Aktif
Orang tua ini gemar berkemah, mendaki gunung, berolahraga, dan melakukan aktivitas fisik sebagai keluarga. Dari hubungan yang mereka bangun, mereka dapat memperbaiki dan membimbing anak-anak mereka dengan kepercayaan yang telah terbentuk.
3. Komunikatif
Orang tua ini meluangkan waktu untuk berbicara dengan anak-anak mereka. Mereka selalu ada, menjadi pendengar yang penuh perhatian. Karena anak-anak merasa didengarkan dan dipahami, orang tua ini dapat memberikan bimbingan yang lebih efektif.
4. Penuh Kasih Sayang
Orang tua ini menunjukkan kasih sayang melalui kata-kata dan tindakan. Mereka memeluk anak-anak saat pergi ke sekolah atau bergandengan tangan saat berjalan-jalan. Dengan hubungan saling percaya ini, mereka dapat membimbing dan mengoreksi anak-anak mereka.
5. Terorganisir
Orang tua ini menetapkan aturan dan merencanakan waktu untuk kegiatan keluarga. Struktur dan keteraturan yang mereka berikan membangun rasa aman dan kepercayaan, sehingga koreksi dan petunjuk lebih mudah diterima.
Perintah Terbesar
Bagaimana Anda menunjukkan gaya pengasuhan Anda? Ini pertanyaan yang sulit. Jika Anda seperti saya, mungkin jawaban Anda adalah "tergantung." Pengasuhan anak sangat bergantung pada banyak hal. Namun, dalam Matius 22, Yesus memberikan dorongan kuat yang dapat membantu kita menciptakan momen-momen positif dalam pengasuhan.
Yesus mengajarkan bahwa hukum yang terutama adalah: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu." Perintah kedua: "Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri."
Kedua perintah ini penting dalam membesarkan anak-anak Anda. Gaya pengasuhan otoritatif dibangun di atas fondasi kehangatan dan kepekaan yang berpadu dengan harapan dan bimbingan yang digerakkan oleh Roh Tuhan dalam diri kita. Saya suka bagaimana perintah Yesus mengungkapkan pentingnya kualitas-kualitas ini saat kita mengundang-Nya hadir dalam setiap momen bersama orang-orang di sekitar kita.
Hubungan Anda dengan Kristus bisa menjadi contoh. Semakin Anda berinvestasi dalam doa, mempelajari Alkitab, dan membangun komunitas iman, semakin dalam hubungan Anda dengan Tuhan. Dan semakin jelas pula Anda dibimbing oleh Roh-Nya saat mengasihi orang lain, termasuk anak-anak Anda.
Apa yang Bisa Anda Lakukan?
Paulus juga mencerminkan ajaran Yesus dalam 1 Tesalonika 5:11: "Karena itu, kuatkanlah satu dengan yang lainnya dan saling membangunlah ...." Fondasi yang positif untuk saling menyemangati dan mengasihi dimulai dari rumah.
Berikut beberapa pertanyaan untuk memulai:
- Bagaimana saya dengan sengaja menunjukkan semangat di rumah? Apakah perkataan saya membangun kehidupan?
- Bagaimana saya menunjukkan kehangatan dan kepekaan kepada anak-anak saya? Di mana saya bisa memperbaikinya?
- Bagaimana saya menanamkan nilai dalam hubungan saya dengan anak-anak?
Otoritas Orang Tua Pertama
Pernahkah Anda memikirkan siapa orang tua pertama dalam sejarah? 1 Yohanes 3:1 (AYT) memberi tahu kita, "Perhatikanlah betapa besarnya kasih yang Bapa karuniakan kepada kita sehingga kita disebut anak-anak Allah, dan memang kita adalah anak-anak Allah. Karena itu, dunia tidak mengenal kita, sebab dunia tidak mengenal Dia."
Ke-Bapaan Allah dimulai dengan Yesus Kristus, Putra-Nya, dan terus berlanjut dalam status kita sebagai anak-anak-Nya. Ketika Anda memahami bagaimana Allah memandang pengasuhan anak, Anda akan melihat serangkaian sifat konsisten: disiplin, kasih, belas kasihan, dan pengampunan.
Mengikuti teladan Allah sebagai Bapa dapat menuntun kita pada pemahaman yang lebih dalam tentang bagaimana menunjukkan sifat-sifat ini kepada anak-anak kita. Allah bukanlah permisif, otoriter, atau acuh. Teladan-Nya jauh melampaui gaya-gaya pengasuhan ini.
Apakah Ini Cara Terbaik?
Tujuan dari gaya pengasuhan otoritatif adalah menemukan keseimbangan yang sehat antara aturan dan bimbingan dengan kehangatan dan kepekaan. Membangun fondasi atas kualitas-kualitas ini akan memberikan landasan yang kuat bagi anak-anak Anda saat mereka tumbuh dewasa. Langkah pertama dalam menciptakan keterikatan yang aman di rumah dimulai dari diri Anda sendiri.
Diambil dari:
Nama situs: Fokus pada keluarga
Alamat situs: https://www.focusonthefamily.com/parenting/why-authoritative-parenting-doesnt-fall-short/
Judul artikel: Mengapa Gaya Pengasuhan Otoritatif Tidak Mudah Gagal?
Penulis artikel: Danny Huerta, PsyD, MSW, LCSW, LSSW